Press Release
October
28
2018
     15:28

Di Ajang TEI 2018, “Buyer” Asing Puji Kualitas Produk Indonesia

Di Ajang TEI 2018, “Buyer” Asing Puji Kualitas Produk Indonesia

"Buyer" atau pembeli asing  memuji kualitas produk asal Indonesia pada perhelatan pameran dagang Trade Expo Indonesia (TEI) 2018, sehingga potensial untuk diperdagangkan di negaranya.

Norman Rajen Abdullah, General Manager (import & Export Division) MYDIN Mohamed Holdings BHD (MYDIN), salah satu pembeli yang mengakui produk Indonesia punya kualitas bagus. Tak heran, ia pun rutin mengikuti berbagai pameran, termasuk TEI 2018.

"Saya menilai produk Indonesia sangat bagus. Saya sudah ada order 2 hingga 3 kontainer produk Indonesia,” ujar Norman.

Kehadirannya di ajang TEI, lantaran ingin mencari berbagai produk makanan berkualitas untuk kembali diperdagangkan di Malaysia. Apalagi, antara Indonesia dan Malaysia, soal rasa tak jauh berbeda. Kata Norman, jika ia bawa produk Indonesia pada orang Malaysia, secara tidak langsung orang Indonesia yang tinggal di sana bisa beli produk negara sendiri.

“Kami ambil produk Indonesia yang tidak ada di Malaysia,” ujarnya. 

Untuk diketahui, MYDIN sendiri merupakah perusahaan Malaysia yang bergerak di bidang ritel dan menjual berbagai produk mulai makanan minuman, tekstil, kerajinan, alat tulis kantor, hingga aksesoris. Berdiri sejak 1957, MYDIN dikenal sebagai pemasok lokal dan jaringan hypermarket nomor satu di Malaysia. 

Konsumen di Malaysia dijelaskan Norman sangat perduli dengan kualitas. Tak heran, dalam setiap pameran yang dihadiri, ia memprioritaskan produk berkulitas dengan harga bersaing dan juga memang sesuai dengan permintaan selera konsumen di Malaysia. 

 

“Mereka minta kualitas dan harga yang bagaimana, baru kami cari pemasok yang paling sesuai, dari negara mana,” ujarnya.

Namun bagaimanapun, diakui Norman, Indonesia masih merupakan produsen terbesar, terutama untuk kategori produk UKM. Sebagai pebisnis, ia berharap negara-negara di kawasan ASEAN bersinergi, untuk memperkuat perekonomian kawasan. Cara yang dilakukan, misal membuat satu produk, dimana masing-masing negara berkontribusi. Setelah jadi, produk itu dipasarkan bersama di kawasan ASEAN.

”Apalagi Malaysia dan Indonesia tergolong satu rumpun dan masuk dalam ASEAN. Ada trade agreement. Bekerja sama membangun ASEAN keseluruhan. Ditambah lagi, budaya sama. Makanan, masakan sama. Jadi lebih mudah menjual produk dari negara-negara ASEAN di Malaysia,” ucapnya.

MYDIN saat ini memiliki kerja sama dengan Kementerian Perdagangan, untuk membantu mempromosikan produk Indonesia di Malaysia terutama di jaringan ritel MYDIN. Produk-produk tersebut akan diarahkan agar sesuai dengan keinginan konsumen di Malaysia. Sistem seperti itu diyakini Norman akan menghasilkan penjualan yang tinggi. “Pemasaran itu sangat penting dalam aspek produk,” katanya.

Dengan kerja sama kementerian, setahun sekali MYDIN membuat promosi produk UKM Indonesia di seluruh jaringan hypermarket MYDIN di Malaysia, untuk membuka stand dan space di 27 Mall besar dan lebih dari 70 medium outlet MYDIN.   

“Jika berhasil di Malaysia, maka di negara lain diharapkan demikian,” ujarnya.

Produk makanan Indonesia, dijelaskan Norman, di mata masyarakat Malaysia dipandang sangat baik karena kedua negara mayoritas sama-sama Muslim, sehingga tidak ada kekhawatiran. Konsumen tak ragu. Hanya saja memang kompetisinya sangat ketat.

Tantangan lain, seringkali produk-produk yang dikeluarkan ASEAN, biasanya juga ditiru dan dikeluarkan oleh China. Sementara harga tidak bisa melawan China. Tantangan yang cukup besar. Maka, tak ada jalain lain, untuk tidak kompromi soal kualitas. 

 

“Kita produksi dengan biaya paling murah. Itu yang harus dipikirkan pengusaha UKM agar bisa berkompetisi dengan negara-negara seperti China tadi,” katanya.

Kata Norman, industri UKM baik di Indonesia maupun Malaysia sama-sama bagus. Maka hendaknya saling melengkapi. Jika Indonesia punya produk bagus di satu barang, maka buatlah di Indonesia, dan dijual di Malaysia. Demikian juga sebaliknya. Itu contoh kerjasama paling sederhana.

“Sama-sama untung, dengan berkolaborasi,” pungkasnya.


Terbaru

Banyak Efek Positif Dari Perkembangan Teknologi

KOMINFO | Senin, 20 Desember 2021 | 12:15 WIB

Selain Positif, Kemajuan Digital Memiliki Dampak Negatif

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:47 WIB

Digitalisasi Membawa Perubahan Dalam Kehidupan Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:40 WIB

Media Digital Bisa Digunakan Sebagai Ruang Diskusi

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:28 WIB

Terjadi Pergeserean Pola Pikir di Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:22 WIB

Cyberbullying Meninggalkan Jejak Digital

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:15 WIB