Press Release
October
27
2018
     09:00

Kemendag: Indonesia Punya Segalanya, Banyak Produk yang Tak Dimiliki Negara Lain

Kemendag: Indonesia Punya Segalanya, Banyak Produk yang Tak Dimiliki Negara Lain

Kementerian Perdagangan menargetkan nilai total kontrak dagang dalam gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 sebesar 5,19 miliar dollar AS. TEI digelar dari 24 sampai 28 Oktober 2018 yang akan dihadiri oleh 8.313 pembeli dari 124 negara. TEI merupakan pameran dagang berskala internasional terbesar di Indonesia. Tahun ini merupakan ke-33 kalinya TEI digelar. 

 

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Arlinda, mengatakan, Trade Expo Indonesia 2018 kali ini, mengusung tema 'Creating Products for Global Opportunities' dengan menyuguhkan lebih dari 300 produk dan jasa yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. 

 

“Kami ingin menunjukkan pada dunia luar bahwa Indonesia telah siap untuk menjadi penyedia produk-produk yang berdaya saing tinggi, produk-produk yang berkelanjutan bagi pengusaha internasional. Indonesia punya segalanya. Resource-nya banyak. Kita punya banyak produk yang berasal dari bahan baku yang tidak ada di negara lain. Kita ingin TEI 2018 ini menjadi pameran berskala internasional yang dikenal dunia,” kata Arlinda, Kamis (25/10).

 

Produk-produk pameran TEI 2018 dibagi menjadi beberapa zona, yaitu: Hall 1 dan 10 diisi oleh produk-produk kuliner khas Indonesia. Hall 2 dan 3 diisi oleh produk-produk UKM seperti batik, kerajinan, dan lainnya. 

Di Hall 3A dapat dijumpai produk-produk furniture. Kemudian Hall 5, 6, dan 7 diisi dengan produk-produk manufaktur seperti ban, kelapa sawit, industri strategis, dan lain-lain. Terakhir di Hall 8 dan 9 ada produk-produk potensial dan unggulan dari masing-masing daerah. Untuk dapat mengunjungi dan melihat produk-produk tersebut, pengunjung tidak dikenakan biaya sama sekali. 

 

Awalnya, target yang dicanangkan pemerintah pada TEI tahun ini adalah transaksi 1,5 Miliar USD selama pameran berlangsung. Nyatanya, kata Arlinda, target tersebut langsung terpenuhi di hari pertama. Pasalnya, TEI berhasil membukukan 44 nota kesepahaman (MoU). Total kontrak tersebut mencapai angka transaksi sebesar 4,96 miliar USD. 

“Angka tersebut menjadi pembuka yang baik bagi dunia ekspor Indonesia,” ujar Arlinda.

 

Transaksi MoU tersebut terdiri dari investasi di bidang IT dan Properti senilai 4,6 Miliar USD yang dilakukan di atas 64 MOU oleh 53 negara. Selebihnya, buyer lebih menggemari produk kimia, makanan olahan, makanan laut, kosmetik dan produk kayu. Dan transaksi yang tercatat tersebut adalah transaksi diluar ritel yang terjadi di tempat. 

 

Arlinda mengelompokkan, ada 5 negara yang menduduki transaksi terbesar selama dua hari pameran. Arab Saudi memegang nilai transaksi tertinggi. Disusul Taiwan, Singapura, Malaysia, dan Chile. 

“Hingga saat ini, Arab Saudi memegang posisi tertinggi dari sisi transaksi MoU. Namun hasil akhirnya kami belum tahu karena masih ada puluhan MoU lagi yang akan terjadi,” kata Arlinda. 

 

Arlinda menuturkan, konsep TEI tahun ini lebih lengkap, yakni menerapkan Business to Business (B2B), Business to Customer (B2C), dan Government to Government (G2G).  Tahun sebelumnya, dijelaskan Arlinda, hanya mengusung konsep B2B. Tahun ini, dengan tiga konsep yang ada, TEI 2018 diharapkan bisa meraup transaksi 3 kali lipat. Hal ini karena masyarakat dan buyer sudah bisa langsung membeli pada saat itu juga selama pameran berlangsung.  

 

Hingga Kamis (25/10), tercatat lebih dari 8.000 buyer dari 124 negara datang. Hal ini tidak lepas dari peran Kemendag yang menggandeng lembaga-lembaga terkait untuk menggaet pembeli luar negeri. Kemendag bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan perwakilan Kemendag yang ada di luar negeri. 

 

Kemendag sendiri punya 44 perwakilan di berbagai negara, 19 ITPC (Indonesia Trade Promotion Center) di 18 negara. 23 rekanan dagang, Konsul jenderal dagang di Hongkong. Ada pula Kamar Dagang Indonesia (KDI) di Taiwan. Di samping itu, kita juga punya dubes di WTO. 

“Intinya, kita kerahkan seluruh kemampuan KBRI dan konsulat jendral mendatangkan para buyer,” ujarnya.  

Selain pameran, TEI 2018 juga menyediakan agenda-agenda lain yang mendukung perkembangan pelaku industri. Seperti forum bisnis yaitu forum para pebisnis UKM yang dapat digunakan untuk saling memberi masukan dan berbagi pengalaman. Ada pula business matching yaitu moment para buyer asing dengan pelaku usaha melakukan transaksi. 

 

“Di business matching ini, Rabu (24/10), ada 45 transaksi potensial senilai 11 juta USD dari Aljazair, Korsel, Thailand, India, Maroko dan Spanyol,” kata Arlinda. 

 

Ada pula diskusi regional, dimana masing-masing mitra memberikan pengalaman bagaimana memasuki pasar luar negeri. Yang tidak kalah menarik, TEI 2018 juga mengadakan kompetisi usaha rintisan. Kemendag mengumpulkan para pelaku dunia usaha muda yang baru memulai memasuki dunia ekspor untuk kemudian ditandingkan. Bukan untuk mencari yang menang dan kalah, tetapi lebih untuk melatih mereka memasuki pasar global yang sesungguhnya.  

 

Pada TEI 2018 kali ini, terdapat penyerahan penghargaan bagi para pelaku usaha ekspor yang dinilai telah berhasil. Penghargaan tersebut adalah penghargaan Primaniyarta. Penghargaan ini diberikan kepada pelaku eksportir yang sudah memberikan kontribusi besar terhadap negara. Kriterianya, ekspor yang dilakukan mengalami peningkatan selama 5 tahun berturut-turut. Ekspornya besar dan memenuhi kriteria bersih tidak terlilit kasus pabean, masalah pajak, masalah lingkungan hidup, masalah ketenagakerjaan.

 

Tidak main-main, tim evaluasi dan juri penghargaan ini terdiri dari perwakilan Kemendag, Kemenkeu, Ditjen Bea Cukai, Ditjen Pajak, Kemen LH, LPII, dan Kemenaker. Mereka bersatu untuk menilai perusahaan mana yang pantas. 

 

Tahun ini, penerima Primaniyarta tercatat ada 26 perusahaan dalam 4 kategori yaitu kategori Eksportir berkinerja; kategori Eksportir Pembangun Merek Global;  kategori Eksportir Potensi Unggulan dan kategori Eksportir Pelopor Pasar Baru.

 

Di samping kategori untuk para pelaku usaha, kategori selanjutnya ditujukan untuk ‘buyer’ atau pembeli yang loyal dengan produk Indonesia selama 3 tahun secara rutin. Penerima penghargaan kategori ‘buyer’ diwakili oleh perwakilan Kemendag di luar negeri.


Terbaru

Banyak Efek Positif Dari Perkembangan Teknologi

KOMINFO | Senin, 20 Desember 2021 | 12:15 WIB

Selain Positif, Kemajuan Digital Memiliki Dampak Negatif

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:47 WIB

Digitalisasi Membawa Perubahan Dalam Kehidupan Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:40 WIB

Media Digital Bisa Digunakan Sebagai Ruang Diskusi

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:28 WIB

Terjadi Pergeserean Pola Pikir di Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:22 WIB

Cyberbullying Meninggalkan Jejak Digital

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:15 WIB