Press Release
June
22
2021
     15:00

Penggunaan Media Digital di Indonesia Bisa Capai 8 Jam Tiap Harinya

Penggunaan Media Digital di Indonesia Bisa Capai 8 Jam Tiap Harinya

Webinar “Literasi Digital untuk Generasi Layar Sentuh” Ingatkan Bahwa Interaksi Terlalu Besar dengan Gawai Tidak Sehat

 

Jakarta, 21 Juni 2021 – Secara umum, literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.

Dengan diluncurkannya Program Literasi Digital Nasional, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri; saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti kesiapan-kesiapan penggunanya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif.”

Dalam rangka mendukung Program Literasi Digital Nasional, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital untuk meluncurkan Seri Modul Literasi Digital yang memfokuskan pada empat tema besar; Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital. Diharapkan dengan adanya seri modul ini, masyarakat Indonesia dapat mengikuti perkembangan dunia digital secara baik, produktif, dan sesuai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

Proses sosialisasi dan pendalaman Seri Modul Literasi Digital dilakukan dalam ranah media digital pun, dalam bentuk seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital yang menjangkau sebanyak 514 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Pada Senin, 21 Juni 2021 pukul 13:00-15:00 WIB, webinar dengan tema “Literasi Digital untuk Generasi Layar Sentuh!” diselenggarakan khusus bagi 14 Kabupaten/Kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Trisno Sakti Herwanto S.I.P., M.P.A. (IAPA), Novita Sari (Aktivis Kepemudaan Lintas Iman), Dr. Ahmad Ibrahim Badry (Dosen Universitas Indonesia), dan Denisa N. Salsabila (Kaizen Room).

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Trisno Sakti Herwanto S.I.P., M.P.A. membuka webinar dengan mengatakan bahwa “Generasi layar sentuh membuat kita reflektif, dalam artian aksi kita kini reaksional dan akan merespons di dunia digital tanpa berpikiran lebih lanjut, dan ingin merespons secepat-cepatnya.” Selain itu, ia juga ingatkan bahwa perilaku di ruang publik digital sama seperti di dunia nyata; terdapat ranah publik, atau yang berkaitan dengan ranah kolektif (isu dan kepentingan bersama warga), dan ranah privat, atau yang berkaitan dengan ranah individu (isu dan kepentingan individu). “Ranah privat pun masih bisa berisiko meninggalkan jejak digital, misalnya kebocoran database atau mengumbar pesan pribadi sesorang. Meski percakapan pada aplikasi adalah ranah privat, tetap terdapat kemungkinan besar bocor ke ranah publik, seperti forward, screenshot chat, dan screen recording. Perlu disadari bahwa aplikasi percakapan seringkali dikombinasikan dan dilengkapi fitur media sosial agar semakin bersifat publik,” ingatnya. Batasi berbagi informasi ke orang lain, dan waspadai tautan yang tidak perlu untuk dibuka.

Novita Sari dalam pemaparannya menjelaskan bahwa pada survei Digital Civility Index oleh Microsoft pada 2020, sebanyak 47% netizen Indonesia tergolong pernah ikut bullying atau perundungan, dengan 19% menjadi target perundungan. “Berdasarkan lintas generasi, Millennial (54%) dan Gen-Z (47%) merupakan kelompok yang paling sering dijadikan target, diikuti dengan Gen-X (39%) dan Boomers (18%). Hal ini menunjukkan bahwa etika dan etiket sangat diperlukan dalam berinteraksi di dunia digital,” ia sampaikan, mengingat bahwa masyarakat Indonesia menggunakan internet selama hampir 8 jam per harinya.

Dr. Ahmad Ibrahim Badry dalam pemaparannya menjelaskan bahwa pilar digital culture bermanfaat agar generasi muda dapat membayangkan budaya digital masa depan, termasuk model interaksinya. “Budaya digital di masa yang akan datang akan bertumpu kepada teknologi-teknologi terbaru yang dikembangkan di dalam information communication technology atau TIK. Dalam mempersiapkan kemajuan budaya digital tersebut terdapat hal-hal yang harus dipahami, seperti perubahan interaksi sosial budaya di dunia siber,” ia sampaikan. Contoh yang ia berikan adalah bahwa kombinasi dari komunikasi interaktif yang ada di dunia siber akan mengubah banyak pola sosial budaya yang terjadi sekarang ini, misalnya dengan berinteraksi sepenuhnya dengan mesin (robot), mengeksplorasi kemungkinan blended reality yang mengaburkan realita, atau mencoba menjadi setengah cybernetic organism (cyborg).

Denisa N. Salsabila menjadi narasumber terakhir dan menjelaskan kepada peserta webinar mengenai perilaku pengguna internet Indonesia. “Alasan utama mengakses internet di Indonesia adalah untuk menerima informasi terbaru, lalu pekerjaan, menghabiskan waktu luang, sosialisasi, lalu diikuti dengan pendidikan, hiburan, dan bisnis. Karakteristik masyarakat digital adalah cenderung tidak menyukai aturan yang mengikat atau tidak suka diatur-atur karena mudahnya kebebasan berekspresi di internet. Kita senang mengekspresikan diri, khususnya melalui platform media sosial dan terbiasa untuk belajar bukan dari instruksi melainkan dengan mencari,” jelasnya. Terkait itu, ia juga ingatkan untuk menerapkan prinsip tangkas ber-internet, yaitu dalam ber-internet harus cerdas, cermat, tangguh, bijak, dan berani.

Saat sesi tanya jawab, ada pun peserta webinar yang bertanya mengenai generasi layar sentuh yang sangat aktif bermain gadget dengan memainkan game online sehingga muncul kekhawatiran terhadap gangguan perkembangan anak-anak di masa depan. Sehubungan dengan hal itu, adakah upaya pemerintah untuk mem-filter game online agar dibatasi penggunaannya? Trisno Sakti Herwanto S.I.P., M.P.A. menjawab “Interaksi yang terlalu besar dengan dunia digital dan gawai memang tidak sehat. Contohnya, radiasi dari device dapat mengganggu jaringan otak kita. Jika dikaitkan dengan pemerintah, dunia digital berkembang lebih pesat daripada aturan terhadap hal tersebut. Kita dapat membantu pemerintah untuk memberi saran terhadap hal-hal siber yang harusnya dikontrol di dunia digital melalui Badan Siber dan Sandi Negara yang mengurus aktifitas kejahatan di dunia maya.”

Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.” Ia juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkrit di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden Joko Widodo.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.


Terbaru

Banyak Efek Positif Dari Perkembangan Teknologi

KOMINFO | Senin, 20 Desember 2021 | 12:15 WIB

Selain Positif, Kemajuan Digital Memiliki Dampak Negatif

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:47 WIB

Digitalisasi Membawa Perubahan Dalam Kehidupan Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:40 WIB

Media Digital Bisa Digunakan Sebagai Ruang Diskusi

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:28 WIB

Terjadi Pergeserean Pola Pikir di Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:22 WIB

Cyberbullying Meninggalkan Jejak Digital

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:15 WIB