Press Release
June
20
2021
     19:14

Bijak Menyikapi Arus Digitalisasi

Bijak Menyikapi Arus Digitalisasi

KONTAN.CO.ID - Jakarta, 18 Juni 2021– Secara umum, literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.

Dengan diluncurkannya Program Literasi Digital Nasional, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri; saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti kesiapan-kesiapan penggunanya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif.”

Dalam rangka mendukung Program Literasi Digital Nasional, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital untuk meluncurkan Seri Modul Literasi Digital yang memfokuskan pada empat tema besar; Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital. Diharapkan dengan adanya seri modul ini, masyarakat Indonesia dapat mengikuti perkembangan dunia digital secara baik, produktif, dan sesuai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

Proses sosialisasi dan pendalaman Seri Modul Literasi Digital dilakukan dalam ranah media digital pun, dalam bentuk seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital yang menjangkau sebanyak 514 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Pada Jumat, 18 Juni 2021 pukul 09:00-11:30 WIB, webinar dengan tema “Wawasan Kebudayaan dalam Proses Transformasi Digital” diselenggarakan khusus bagi 14 Kabupaten/Kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Irfan Afifi (Founder Langgar.co), Khuriyatul Husna, M.P.A. (Universitas Lancang Kuning & IAPA), Dr. Ayuning Budiati, S.I.P., M.PPM. (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa & IAPA), dan Meidine Primalia (Kaizen Room).

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Dr. Ayuning Budiati, S.I.P., M.PPM. membuka webinar dengan memaparkan bahwa “Di Eropa, teknologi sudah sampai ke tahap-tahap yang sangat maju. Saat ini masyarakatnya disebut sebagai ‘society 5.0’, yang mampu mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik menjadi satu dengan menggunakan kecerdasan buatan untuk memproses data yang semua dikendailkan oleh robot dan internet.” Ia katakan bahwa Eropa dan negara-negara lainnya mampu semaju itu karena sudah fasih menerapkan digital skills, seperti berkomunikasi secara online, menangani informasi dan konten, transaksi online, serta menyelesaikan masalah dengan aman dan nyaman.

Khuriyatul Husna, M.P.A. dalam pemaparannya menjelaskan bahwa “Ketika berinteraksi dengan pengguna media digital lainnya, artinya kita tetap berinteraksi dengan manusia, walaupun meggunakan media digital. Saat ini, tidak ada lagi batasan-batasan yang membuat kita tidak bisa berinteraksi dengan orang lain. Terkait itu, banyaknya perbedaan antar pengguna sangat memungkinkan terjadinya gesekan-gesekan.” Ia kembali menekankan pentingnya etika, yaitu norma atau panduan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk dalam bermasyarakat di ranah digital. “Segala sesuatu yang kita lakukan ada konskuensinya, termasuk terhadap apapun yang kita upload di dunia digital. Seringkali kita lupa bahwa kita tetap berinteraksi dengan manusia, walaupun dengan perantara media, sehingga hal ini sangat memungkinkan masyarakat untuk bertindak tidak etis.”

Irfan Afifi melanjutkan webinar dan menyampaikan bahwa teknologi digital menjadi realita baru sekaligus menciptakan kebiasaan baru bagi masyarakat. “Apa yang berubah di era digital? Pola komunikasi, pola interaksi dan pergaulan semakin terhubung dengan wilayah yang lebih luas, serta menciptakan pola lintas batas pergaulan yang impersonal dan lebih setara. Hal-hal seperti inilah yang akan memunculkan kebiasaan-kebiasaan baru,” jelasnya. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa diperlukan nilai-nilai baru dan nilai-nilai yang baik untuk pembentukan kebiasaan baru yang lebih positif. “Dunia digital itu seperti arus besar, bila kita tidak bijak menyikapinya, kita akan terus terbawa arus,” ia ingatkan.

Meidine Primalia menjadi narasumber terakhir dan menjelaskan bahwa “Wawasan kebudayaan adalah cara pandang masyarakat terhadap budaya dan lingkungan dalam eksistensinya. Bentuk budaya ada tiga, yakni praktik, produk, dan perspektif. Kebudayaan itu bersifat dinamik, menerima dan menolak unsur tertentu.” Kini dunia digital sudah menjadi bagian dari keseharian kita, sehingga telah melebur ke dalam budaya. Namun apakah akan selalu aman di dunia digital? “Tentu saja tidak. Untuk menghindari scam, yaitu penipuan via e-mail, penting untuk diingat untuk jangan mengirimkan informasi pribadi kecuali Anda sangat yakin. Juga, jangan klik link di e-mail spam dan hackingSpam berisi iklan-iklan yang mengganggu, dan hacking adalah tindakan dari seseorang yang mencari kelemahan computer,” ia sampaikan kepada peserta webinar.

Saat sesi tanya jawab, ada pun peserta webinar yang menyampaikan bahwa digitalisasi saat ini bukan lagi sebagai pilihan dan keharusan, melainkan kenyataan yang mau tidak mau harus diterima, namun bagaimana kaitannya konsentrasi pada digital culture ini agar tidak menghambat sosial culture yang sebenarnya di dunia nyata dalam interaksi sosial manusia? Irfan Afifi menjawab “Sebagai pengguna media digital, hal yang penting adalah kita jangan hanya jadi konsumen, tetapi juga jadi produsen untuk budaya kita sendiri. Makanya dibutuhkan kreasi dari kita sendiri untuk membanjiri ranah digital dengan konten-konten yang baik mengenai budaya sendiri.

Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.” Ia juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkrit di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden Joko Widodo.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.


Terbaru

Banyak Efek Positif Dari Perkembangan Teknologi

KOMINFO | Senin, 20 Desember 2021 | 12:15 WIB

Selain Positif, Kemajuan Digital Memiliki Dampak Negatif

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:47 WIB

Digitalisasi Membawa Perubahan Dalam Kehidupan Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:40 WIB

Media Digital Bisa Digunakan Sebagai Ruang Diskusi

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:28 WIB

Terjadi Pergeserean Pola Pikir di Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:22 WIB

Cyberbullying Meninggalkan Jejak Digital

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:15 WIB