Press Release
August
11
2021
     18:30

Hati-Hati Berkomentar dan Berbagi di Internet Agar Tidak Terjebak Hoax & Hate Speech

Hati-Hati Berkomentar dan Berbagi di Internet Agar Tidak Terjebak Hoax & Hate Speech

KONTAN.CO.ID - Di tengah maraknya hoax yang semakin menyebar, apakah kita sudahbenar-benar mengetahui bahanya bagi masyarakat Indonesia? Selain dapat mencemarkan nama baik seseorang, hoax bisa digunakan sebagai alat adu domba untuk memecah persatuan, dan bahkan sebagai pemicu terjadinya peperangan. Penting bagi para pengguna digital untuk mengetahui dan mengenali ciri-ciri berita hoax; bersifat negatif dan cenderung menciptakan kecemasan, kebencian, serta permusuhan, sumber tidak jelas dan tidak ada pihak yang bisa dimintakan tanggung jawab atau klarifikasi, pesan informasinya bersifat menyerang pihak tertentu atau tidak netral, dapat mencatut nama tokoh berpengaruh atau menggunakan nama yang mirip dengan media terkenal, serta memanfaatkan fanatisme atas nama ideology atau agama.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Menjadi Netizen Pejuang, Bersama Lawan Hoax”. Webinar yang digelar pada Rabu, 4 Agustus 2021 pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Oka Aditya, S.T., M.M. (Research Analyst), Dr. Lintang Ratri Rahmiaji, S.Sos. M.Si. (Dosen FISIP Universitas Diponegoro & Japelidi), Novi Widyaningrum, S.I.P., M.A. (Peneliti Center for Population and Policy Studies UGM & IAPA), Eko Sugiono (Digital Marketer Expert & G Coach), dan Ronald Silitonga (Musisi) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Oka Aditya, S.T., M.M. menyampaikan informasi penting bahwa “Mengapa orang mudah percaya pada hoax? Kata kuncinya adalah kurangnya literasi. Sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki niat baca yang rendah sehingga mudah termakan hoax. Cukup mencengangkan bahwa secara alamiah kita lebih mudah tertarik pada berita dengan judul yang mencengangkan pula, sehingga dapat membuat kita bereaksi dengan terus menyebarkannya. Sebuah hoax yang terus disebar akan dianggap sebagai sebuah kebenaran karena merasa banyak pihak yang mempercayainya. Otak manusia cenderung menyukai berita yang mendukung pendapatnya, terlepas dari benar atau tidak berita tersebut. Sebagian besar orang menolak informasi yang mengancam keyakinannya meskipun tersebut benar adanya.”

Ronald Silitonga selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa untuk mengetahui apakah sebuah berita hoax atau tidak, lihat saja judulnya karena banyak sekali click bait dan berita yang ditampilkan tidak relavan dengan judul. Ia menyarankan untuk mencari sumber lain yang mempunyai berita yang sama sehingga kita bisa lakukan perbandingan. Adapun kasus-kasus pencurian data pribadi yang menurutnya sangat berbahaya karena sangat mudah didapatkan pada saat ini. Untuk terhindar darinya, ia beri tips seperti tidak menyebutkan alamat jangan terlalu lengkap, misalnya sebutkan wilayah saja. Ia juga ingatkan untuk tidak turut menyebarkan dan memberikan hate speech, karena tidak semua orang bisa menerima dengan baik, dan karena memang hate speech itu perbuatan yang salah.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Jovina Ashri Raully Putri menyampaikan pertanyaan “Bagaimana cara kita mengurangi sikap intoleransi di tengah masa pandemi ini? Terlebih sekarang banyak hoax yang bertebaran di media sosial, padahal media sosial menjadi salah satu sarana berkomunikasi di masa pandemi Covid-19 ini.”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Dr. Lintang Ratri Rahmiaji, S.Sos. M.Si., bahwa “Supaya menjadi orang yang toleran, jangan cepat mengatakan salah atau benar. Setiap orang punya pandangan tertentu, selama itu tidak hoax tidak masalah. Berbeda itu tidak apa, dengan latar belakang yang berbeda wajar sekali kita memiliki perbedaan. Jangan terlalu cepat merespons sesuatu dan sebaiknya jangan berkomentar terutama pada topik pembicaraan yang bukan keahlian kita.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Pusat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.


Terbaru

Banyak Efek Positif Dari Perkembangan Teknologi

KOMINFO | Senin, 20 Desember 2021 | 12:15 WIB

Selain Positif, Kemajuan Digital Memiliki Dampak Negatif

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:47 WIB

Digitalisasi Membawa Perubahan Dalam Kehidupan Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:40 WIB

Media Digital Bisa Digunakan Sebagai Ruang Diskusi

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:28 WIB

Terjadi Pergeserean Pola Pikir di Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:22 WIB

Cyberbullying Meninggalkan Jejak Digital

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:15 WIB