Press Release
June
13
2021
     17:36

Pentingnya Memiliki Pola Pikir yang Terbuka dalam Berinteraksi di Ranah Digital

Pentingnya Memiliki Pola Pikir yang Terbuka dalam Berinteraksi di Ranah Digital

KONTAN.CO.ID - Jakarta, 10 Juni 2021– Secara umum, literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.

Dengan diluncurkannya Program Literasi Digital Nasional, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri; saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti kesiapan-kesiapan penggunanya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif.”

Dalam rangka mendukung Program Literasi Digital Nasional, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital untuk meluncurkan Seri Modul Literasi Digital yang memfokuskan pada empat tema besar; Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital. Diharapkan dengan adanya seri modul ini, masyarakat Indonesia dapat mengikuti perkembangan dunia digital secara baik, produktif, dan sesuai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

Proses sosialisasi dan pendalaman Seri Modul Literasi Digital dilakukan dalam ranah media digital pun, dalam bentuk seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital yang menjangkau sebanyak 514 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Pada Kamis, 10 Juni 2021 pukul 13:00-16:00 WIB, webinar dengan tema “Millenial di Dunia Digital” diselenggarakan khusus bagi 14 Kabupaten/Kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Ismita Saputri (Kaizen Room), Panji Gentura (Project Manager OT WestmooreTech Indonesia), Sigit Widodo (Internet Development Institute), Xenia Angelica Wijayanto, S.H., M.Si., serta Michelle Wanda sebagai narasumber key opinion leader (KOL).

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Dr. Citra Rosalyn Anwar mengawali pembahasannya dengan mengatakan bahwa “Pencurian data pribadi itu nyata. Poin awal yang bisa kita bahas yaitu bahwa kita lemah dengan menyebarkan data pribadi. Contohnya, dari counter pulsa, semua data nomor telepon itu bisa diperjual belikan.” Ia juga ingatkan bahwa bocornya data e-commerce juga sangat nyata. “Data yang biasa dicuri yaitu, KK, KTP, NPWP dan nomor telepon yang bisa dilakukan untuk jual-beli rekening, terbukti dengan adanya rekening palsu,” tambahnya.

Ismita Putri kemudian menjelaskan mengenai banyaknya terjadi perubahan terkait akses informasi. “Dalam 20 tahun terakhir banyak terjadi perubahan. Informasi pada zaman dahulu bisa melalui koran atau televisi, tetapi sekarang kita bisa mengetahui dari platform digital untuk mengakses informasi. Adapun beberapa hambatan terkait perubahan ini, terutama ketidaktahuan dan kesulitan menggunakan teknologi, tidak merasa bahwa teknologi adalah sesuatu yang penting, anggapan bahwa internet adalah suatu yang mahal, dan tidak adanya waktu untuk mempelajari teknologi karena pekerjaan.

Sigit Widodo dalam pemaparannya mengatakan bahwa “Indonesia sudah siap dengan dunia digital karena sifat pembentuk dunia digital yang ada di Indonesia, yaitu suka bereksperimen. Tetapi pada generasi millennial bisa muncul suatu masalah ketika berhubungan dengan generasi sebelumnya, contohnya generasi baby boomers yang relatif hirarkis,” jelasnya. Menurut dia, bagi generasi millennial, hasil kerja adalah yang penting, sementara generasi sebelumnya masih berfikir bahwa yang terpenting adalah jam kerja yang tetap. “Generasi millennial juga menyukai adanya transparasi,” ia tambahkan.

Xenia Angelica Wijayanto, S.H., M.Si. menekankan bahwa “Keterbukaan yang selalu menjadi patokan generasi millennial bisa diartikan ke dalam bentuk sharing, yang selalu terkait dengan membuat rekam jejak digital di social media.” Terkait itu, ia jelaskan bahwa jejak digital mempunyai sisi baik dan buruk. “Bisa jadi jejak digital dapat mengangkat kita jika positif, tidak hanya dalam hal posting tetapi bisa dari apa yang kita baca dan yang kita lihat. Ingat, jejak digital tidak bisa kita hilangkan karena bisa terbongkar lagi,” ujarnya terkait digital safety. Michelle Wanda menambahkan bahwa “Jika ingin sharing, jangan hanya sekedar sharing karena harus ingat mengenai banyak terjadinya hoax. Kita harus cerdas dalam memilih mana yang valid dan positif untuk kita share.”

Ketika masuk sesi tanya jawab, ada pun peserta yang bertanya mengenai pola penting apa saja yang harus dimiliki anak muda untuk terjun di era digital saat ini. Sigit Widodo kemudian menjawab “Pola pikir yang terbuka, yaitu bisa menerima masukan dari semua pihak tetapi bisa menutup diri kita terhadap siapa yang benar dan salah. Ketika masuk digital tidak ada batasan, kita harus bisa toleransi.”

Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.” Ia juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkrit di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden Joko Widodo.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.


Terbaru

Banyak Efek Positif Dari Perkembangan Teknologi

KOMINFO | Senin, 20 Desember 2021 | 12:15 WIB

Selain Positif, Kemajuan Digital Memiliki Dampak Negatif

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:47 WIB

Digitalisasi Membawa Perubahan Dalam Kehidupan Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:40 WIB

Media Digital Bisa Digunakan Sebagai Ruang Diskusi

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:28 WIB

Terjadi Pergeserean Pola Pikir di Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:22 WIB

Cyberbullying Meninggalkan Jejak Digital

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:15 WIB