Press Release
June
16
2021
     15:30

Waspadai Link Penawaran dengan Keuntungan Tinggi untuk Amankan Transaksi Digital

Waspadai Link Penawaran dengan Keuntungan Tinggi untuk Amankan Transaksi Digital

KONTAN.CO.ID - Jakarta, 14 Juni 2021– Secara umum, literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.

Dengan diluncurkannya Program Literasi Digital Nasional, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri; saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti kesiapan-kesiapan penggunanya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif.”

Dalam rangka mendukung Program Literasi Digital Nasional, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital untuk meluncurkan Seri Modul Literasi Digital yang memfokuskan pada empat tema besar; Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital. Diharapkan dengan adanya seri modul ini, masyarakat Indonesia dapat mengikuti perkembangan dunia digital secara baik, produktif, dan sesuai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

Proses sosialisasi dan pendalaman Seri Modul Literasi Digital dilakukan dalam ranah media digital pun, dalam bentuk seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital yang menjangkau sebanyak 514 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Pada Senin, 14 Juni 2021 pukul 14:00-16:00 WIB, webinar dengan tema “Go Cashless, Aman Kah?” diselenggarakan khusus bagi 14 Kabupaten/Kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Xenia Angelica Wijayanto, S.H., M.Si. (Head of Centre for Publication Londond School of Public Relations Institute & Japelidi), Pradhikna Yunik Nurhayati, S.I.P., M.P.A. (IAPA), Muhammad Bima Januri, S.T., M.Kom. (Co-Founder Localin), dan Sigit Widodo (Internet Development Institute).

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Muhammad Bima Januri, ST, M.Kom. membuka webinar dengan memaparkan bahwa istilah cashless sering digunakan untuk menjelaskan transaksi e-money berbasis kartu, dan ia tidak perlu melalui tahap registrasi. “Beberapa tips transaksi digital secara aman adalah gunakan pin, jangan membagi password, hanya bertransaksi di ekosistem aplikasi, pastikan aplikasinya resmi, jangan menggunakan wifi yang bersifat public saat bertransaksi, hati-hati saat mengklik tautan, selalu update aplikasi dengan versi terbaru, dan hanya berbagi data

pribadi melalui aplikasi atau website,” ia sampaikan.

Sigit Widodo kemudian dalam pemaparannya mengatakan bahwa “Transaksi cashless lebih aman karena uang tidak dalam bentuk fisik sehingga tidak bisa hilang atau dicuri, dan transaksi bisa ditelusuri sehingga mengurangi potensi penipuan. Selain itu, bisa dilakukan jarak jauh dari manapun, hemat waktu, praktis, dan tidak ada kembalian.” Walau begitu, ia juga ingatkan untuk waspadai jenis-jenis cybercrime seperti penipuan, phishing, dan pembobolan akun.

Sigit Widodo kemudian memaparkan bahwa kita hharus lebih berhati-hati ketika bertransaksi online. “Adanya kebutuhan dengan membeli barang, harus ada data apa yang dibeli, membayar dengan apa, dikirim menggunakan jasa apa, harganya berapa hingga siapa penjualnya. Semua pembelian harus nyaman dari transaksi daring barang sampai ke customer,” ia ingatkan.

Xenia Angelica Wijayanto, S.H., M.Si. melanjutkan webinar dengan pemaparannya yang menyatakan bahwa “Terkait aman bermedia digital, perlu menjamin bahwa proses penggunaan layanan digital aman dan nyaman. Masyarakat perlu proteksi perangkat dan identitas digital yang terlihat dan yang tidak terlihat, serta mewaspadai adanya ragam jejak digital dan juga memperhatikan rekam jejak digital yang sulit dihilangkan.”

Pradhikna Yunik Nurhayati, S.I.P., M.P.A. mengatakan bahwa dalam transaksi digital memang biasanya dalam bentuk cashless yang dikelola dengan dukungan teknologi dan bersifat lintas waktu dan geografis. Adapun beragam profil pengguna yang melakukan transaksi cashless ini. “Kelebihannya adalah lebih cepat, praktis, aman, banyak promo, dan pengguna jadi mudah melacak pengeluaran. Sedangkan untuk kekurangannya, bisa terjadi transaksi tanpa kontrol, impulsive buying, dan seringkali pengguna jadi bergantung pada infrastruktur dan teknologi.” Problematika etis dalam transaksi digital biasanya terkait dengan privasi, kepemilikan dan pemanfaatan data, pencurian identitas, pembobolan kartu kredit, dan penipuan online, maka penting untuk bijak bertransaksi. “Catat pengeluaran, selektif dalam memilih promo, atur

pengeluaran, dan jaga data pribadi,” ia anjurkan kepada para peserta webinar.

Saat sesi tanya jawab, ada pun peserta bertanya terkait strategi system pemantauan maupun evaluasi yang dapat diterapkan guna meminimalisir kebocoran data dan mengelola perilaku konsumtif, terutama dalam transaksi digital melalui e-money atau e-wallet. Pradhikna Yunik Nurhayati, S.I.P., M.P.A. menjawab “Kita harus memahami aspek finansial, bisa bijak menggunakan uang, membagi dan membudget pengeluaran. Kebiasaan-kebiasaan mengeluarkan uang harus sudah dibentuk dari kecil, dan kita bisa melakukan literasi finansial untuk menjaga kesadaran. Terkait pembobolan data pribadi, kita harus hati-hati. Jangan share data pribadi, harus mencurigakan terhadap penawaran-penawaran yang menawarkan dengan

keuntungan yang tinggi, jangan sembarangan membuka link seperti membuka diskon, hati-hati juga terhadap keingintahuan diri sendiri terhadap link-link yang tidak jelas.”

Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.” Ia juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkrit di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden Joko Widodo.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.


Terbaru

Banyak Efek Positif Dari Perkembangan Teknologi

KOMINFO | Senin, 20 Desember 2021 | 12:15 WIB

Selain Positif, Kemajuan Digital Memiliki Dampak Negatif

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:47 WIB

Digitalisasi Membawa Perubahan Dalam Kehidupan Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:40 WIB

Media Digital Bisa Digunakan Sebagai Ruang Diskusi

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:28 WIB

Terjadi Pergeserean Pola Pikir di Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:22 WIB

Cyberbullying Meninggalkan Jejak Digital

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:15 WIB