Press Release
July
01
2021
     18:00

Orang Tua Perlu Memantau Aktivitas Anak di Ruang Digital

Orang Tua Perlu Memantau Aktivitas Anak di Ruang Digital

Webinar "Peran Literasi Digital dalam Dunia Pendidikan"

 

Tangerang Selatan, 28 Juni 2021 – Tak dapat dipungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tajuk "Peran Literasi Digital dalam Dunia Pendidikan". Webinar yang digelar pada Senin, 28 Juni 2021 di Kota Tangerang Selatan itu, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Dr. Ida Ayu Putu Sri Widnyani, S.Sos., MAP – Dosen Universitas Ngurah Rai, IAPA, lalu Luqman Hakim – Content Writer, Rusman Nurjaman – Peneliti Lembaga Administrasi Negara, dan Btari Kinayungan – Kaizen Room.

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Dr.Ida Ayu membuka webinar dengan mengatakan, literasi digital menurut Gilster (1997) ialah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai format dari bebagai sumber yang disajikan melalui komputer.

"Itu sebabnya, keterampilan individu dalam literasi digital dan informasi, sangat diperlukan baik dalam literasi digital. Sementara informasi, sangat diperlukan baik di dunia pekerjaan, di sekolah, dirumah maupun di komunitas," katanya.

Setidaknya, ada 7 elemen literasi, yaitu Information literacy, Digital scholarship, Learning skills, ICT literacy, Career and identity management, Communication and collaboration, dan Media literacy.

"Tantangan dalam literasi digital adalah menuntut kita untuk dapat belajar dan berpikir dengan cepat, mudahnya akses informasi mengharuskan kita memilah dengan cermat informasi yang real dan yang bukan, serta informasi yang baik dan tidak baik," ujar Ida.

Menurutnya, dosen, guru, orang tua juga harus menerapkan pendidikan digital sejak dini. Seperti jaga komunikasi dengan anak, agar dapat tercapai hubungan yang baik, bekali diri orangtua dan terus belajar sehingga dapat mendampingi anak mengakses internet.

"Lalu mengatur waktu penggunaan gawai setiap harinya, dan menjadi teman dan ikuti anak di media sosial untuk membangun reputasi digital yang baik, karena jejak digital tidak bisa disembunyikan dan sangat berpengaruh pada masa depan si anak kelak," paparnya.

Sementara Luqman Hakim mengatakan, dunia digital menjadi medan penting dalam pertukaran informasi dan pergaulan. Oleh karenanya, dunia menjadi saling terhubung (borderless) dan umat manusia menyatu dalam desa adibesar yang sering disebut (global village).

 

"Pendidikan di Masa Pandemi Pandemi merubah banyak hal. Di bidang pendidikan sendiri kita dipaksa melaksanakan belajar mengajar secara daring. Hal ini mensyaratkan literasi digital yang mumpuni bagi para pelakunya," tutur Luqman.

Dalam bermedia digital, juga membutuhkan etika digital (Netiket), yakni kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika dalam kehidupan sehari-hari di dalam dunia digital.

"Dalam literasi digital di dunia pendidikan, perlu adanya kesembingan antara penggunaan sumber digital dengan sumber konvensional. Selain tingkat literasi digital yang baik, prinsip keseimbangan ini dapat mencegah pelajar dari tenggelam dalam lautan data dan berita." paparnya.

Rusman Nurjaman menambahkan, tren digitalisasi praktis pendidikan setidaknya terkait dengan 3 hal, yang pertama dunia pendidikan perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dalam peningkatan mutu pendidikan dan adaptasi penggunaan TIK dalam proses pembelajaran.

"Yang kedua pemanfaatan TIK dalam digitalisasi kebudayaan bisa diterapkan dalam metode pembelajaran, dan yang ketiga pandemi mempercepat transformasi digital dalam penyelenggaraan pendidikan/persekolahan," ujarnya.

Dalam konteks literasi digital, perubahan budaya belaja di era digital membuat ruang kelas bukan satu-satunya sumber informasi dan ilmu pengetahuan, sehingga perlu komitmen bersama (guru, siswa, dan orang tua) terhadap pentingnya literasi digital.

"Guru sebagai fasilitator pembelajaran siswa secara mandiri, harus memiliki kemampuan literasi yang baik. Urgensi literasi digital dalam pendidikan ada untuk mengoptimalkan pemanfaatan peluang yang diberikan oleh teknologi digital dalam proses pembelajaran," kata Rusman.

Sebagai pembicara terakhir, Btari Kinayungan mengatakan, zaman ini sekarang serba online. Apapun sudah berbasis media online salah satunya seperti sekolah online. "Meski begitu, kendalanya sekolah online, yakni seperti tidak semua sekolah memadai untuk menggunakan portal media yang kadang ada yang berbayar," tuturnya.

Ia menambahkan, yang menjamin keamanan digital bagi anak usia sekolah adalah orang tua, sekolah, dan anak itu sendiri. Sehingga ada data yang perlu diamankan, seperti identitas digital, data pribadi, dan rekam jejak digital.

"Selalu patuhi peraturan platform, jangan ambil jalan pintas untuk anak sekolah seperti mendownload aplikasi yang bajakan, jangan mengambil jalan mereka dalam Pendidikan anak karena keamanan anak yang harus di utamakan," jelasnya.

Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Tiwuk Kusparyanti memberikan testimoni bahwa Masa pandemi ini berdampak luar biasa baik untuk guru maupun anak-anak (siswa).

Banyak positifnya tetapi banyak juga negatifnya. Lalu, bagaimana cara mendorong dan mengendalikan supaya siswa lebih tertarik untuk lebih meningkatkan literasi dibandingkan bermain game di android?

"Pertama sekolah daring ini menjadi fenomena baru, yang kedua ada satu logika yang harus di bangun bersama, bahwa generasi sekarang memiliki logika yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Kita juga mesti tahu bahwa kita sebagai guru, dosen untuk mengetahui bakat-minat mahasiswa muridnya kecenderungannya seperti apa," jelas Luqman.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Tangerang Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.


Terbaru

Banyak Efek Positif Dari Perkembangan Teknologi

KOMINFO | Senin, 20 Desember 2021 | 12:15 WIB

Selain Positif, Kemajuan Digital Memiliki Dampak Negatif

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:47 WIB

Digitalisasi Membawa Perubahan Dalam Kehidupan Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:40 WIB

Media Digital Bisa Digunakan Sebagai Ruang Diskusi

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:28 WIB

Terjadi Pergeserean Pola Pikir di Masyarakat

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:22 WIB

Cyberbullying Meninggalkan Jejak Digital

KOMINFO | Minggu, 19 Desember 2021 | 11:15 WIB